Keberadaan sebuah
institusi penelitian mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan riset
keilmuan, pemantauan, evaluasi kemajuan dan penelaahan kecenderungan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk tercapainya kesejahteraan sosial. Hasil-hasil
penelitian disampaikan kepada masyarakat dalam bentuk informasi pegetahuan.
Bagi suatu lembaga penelitian, aset pengetahuan bisa berupa individu peneliti
dan pengalamannya, hasil penelitian, serta infrastruktur seperti proses,
organisasi, sistem, dan metode.
Manajemen Pengetahuan (Knowledge
Management / KM) difokuskan untuk menjadi seseorang atau institusi agar
menang dalam kompetisinya karena memiliki pengetahuan yang lebih baik daripada
kompetitornya, dan bagian utama dalam KM adalah competitiveness. Competitiveness
ini dapat diperoleh dengan cara mengelola pengetahuan yang dimiliki dengan
baik dan efisien. Secara umum KM dapat dibagi dalam tiga hal besar untuk aset intangible,
yaitu struktur eksternal, struktur internal, dan kompetensi SDM. Sebuah rencana
KM, tentunya pertama kali harus melakukan survey terhadap kebutuhan institusi
tersebut dengan memperhitungkan semua aktivitas yang ada. Tantangan selanjutnya
adalah menemukan atau membuat sebuah program yang cocok dengan rencana secara
keseluruhan.
Dalam hal ini,
mengimplementasikan knowledge management (KM) pada lembaga riset untuk
mengelola pengetahuan (knowledge) yang dimiliki sehingga terwujud budaya knowledge
sharing antar sesama peneliti dan karyawan pada lembaga riset tersebut.
Salah satu hal yang
mendasar dalam sebuah lembaga riset/penelitian adalah kegiatan penelitian yang
sangat bergantung pada kemampuan para peneliti dengan berbagai disiplin ilmu
yang dimilikinya serta dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat
terhadap ilmu pengetahuan, juga semakin terbatasnya sumberdaya. Oleh karena itu
perlu perencanaan strategis yang dapat membantu mengarahkan langkah-langkah apa
yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran.
Dalam hal ini, peran dari
peprustakaan dalam penerapan knowledge management sangat penting. Ada banyak
pendapat yang mengatakan bahwa KM ini adalah kemasan baru dari manajemen
informasi yang selama ini merupakan tugas dari pustakawan. Adapun beberapa langkah strategis aplikasi knowledge
management (KM), menurut Brooking (1996) secara garis besar ada empat
langkah, yaitu: (a) identity knowledge (mengidentifikasi pengetahuan,
termasuk level dan fungsinya yang sebenarnya); (b) audit knowledge (mengidentifikasi
pengetahuan optimal yang diperlukan untuk pekerjaan yang optimal); (c) document
knowledge (mendokumentasikan aset pengetahuan menggunakan sistem dan
alat-alat berbasis pengetahuan); (d) disseminate knowledge (menyebarkan
pengetahuan). Namun, dalam mencapai sebuah keberhasilan setiap organisasi
memerlukan kepemimpinan dan visi yang kuat yang dapat mempengaruhi upaya
organisasi untuk berbagi pengetahuan dengan cara yang positif jadi tidak hanya
berpatokan pada langkah-langkah yang dijelaskan oleh para ahli .
Sumber: http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/34826
November 25 17
07:02
Tidak ada komentar:
Posting Komentar