Selasa, 31 Oktober 2017

Cerpen; JAWABAN

Aku memasuki ruang kelas dengan perasaan bingung, berharap dia tidak datang hari ini. Pesan singkat darinya masih ku biarkan terbaca -belum ku balas-. Aku membanting diriku dikursi dengan gusar dan bertingkah tidak seperti biasanya.
“Lu kenapa si? Et dah, masih pagi ini.” Tanya Lala -classmate ku-
“Aaaahh..... bingung bet gua” Jawabku dengan nada sedikit teriak.
“Ya kenapa? Cerita sini.” Lala menjawab dengan lembut.
“Nih, liat sendiri!”  Aku memberikan hpku, kubiarkan Lala membaca pesan darinya semalam.

“SUMPAHHH!!!!???? Iniii....?????” Lala terbelalak kaget membaca pesan tersebut.
“Ussstttt!! Brisik dah lu, makanya ini gua bingung banget”
“Terus lu jawab apa?” Tanya Lala penasaran
“Ya lu liat aja dah itu, beloman gua bales.”
Dengan tampang polosnya Lala bertanya “Trus prasaan lu gimana?”
“Gatau ah. Abstrak!”
Dia datang, tak seperti biasanya ia duduk di sebrang sana -Jauh dariku-. Aku melirik ke arahnya dan melihat dia sedang tertawa dengan asiknya.
“Parah banget langsung jauh, serius ga sih dia?” Lala memberikan komentarnya.
Aku terdiam, membiarkan omongan Lala masuk ke kepalaku, dan aku pun terus memikirkannya. Aku melirik teman disamping ku yang sedang asik bercengkrama dengan temannya. Dan tiba-tiba aku pun sepemikiran dengan Lala. “Siall!! Serius ga sih dia!?” Kutukku dalam hati.
Aku kembali membuka pesan darinya, dan merasa frustasi akan jawaban apa yang harus aku berikan. “La, jawab apa nih? Bantuin dong” Aku meminta pendapat Lala
“Ya terserah lu lah. Kalo lu mau ya jawab “iya” kala lu gamau ya lu jawab aja “nggak”” Jawabnya.  Jawaban Lala membuat ku bingung, sungguh jawaban yang tidak berkualitas. Dasar lala! Huh.
“Hehehehe, iya La iya.” Jawaban ku membuat Lala tertawa
“Hahahaha.... sorry yak. Ikutin kata hati lu aja sih mendingan. Soalnya yang bisa ngambil keputusannya kan cuma lu, cuma lu yang ngejalaninnya. Lu bayangin kedepannya lu bakal gimana sama dia, kalo lu jawab iya bakal gimana, kalao lu jawab nggak bakal gimana. Kalo misal lu jawab nggak, apa lu bakal masih deket sama dia?” Kali ini Lala memberiku wejangan yang sangat berkualitas.
Benar kata Lala, hanya aku yang bisa mengambil keputusan ini, karna akulah yang akan menjalani kedepannya.
Berkali-kali aku menimbangkan jawaban apa yang harus kuberikan kepadanya. Setelah yakin akan jawaban apa yang harus kuberikan padanya aku kembali membuka pesan dari nya, dan mengetik huruf demi huruf, kata demi kata, dan akhirnya terbentuk lah sebuah kalimat “Iya deh Mat, gua bantuin lu deket sama si Dinda. Dia lagi disamping gua nih ngobrol sama temennya yang anak sebelah. Wkwkwkwk. Sorry nih ya baru gua bales, baru ada pulsa gua, udah malah dari kemaren gua off lagi. Wkwkwkwk”.
Tak lama aku mendapat balasan darinya “Anjayyyy, lu emang bestfriend gua banget dah. Gua tadi pengen duduk disamping lu kaya biasa, eh pas gua liat Dinda, gua jadi ciut. Deg-degan aja bawaannya. Wkwkwkwk.”
Aku tersenyum membaca balasan darinya. Ini pasti yang terbaik, walaupun dia selalu menganggap ku hanya sebagai bestfriend nya saja, setidaknya aku bisa tetap dekat dengannya. Lagipula jodoh kan tidak akan kemana.

-Selesai-

Oktober 31 17
20:53

2 komentar: